Sedekah Tidak Akan Mengurangi Harta, Bahkan Menambah Berkali Lipat - Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang
diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti
suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di
atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah
secara spontan dan sukarela).
Di dalam Alquran banyak sekali
ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan
sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang
artinya:
''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan
mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia)
memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang
besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114). Saya kutip dari
sedekahindahberkah.blogspot.com.
Berikut beberapa
keadaan yang menyebabkan sedekah kita nilainya lebih utama dari pada
sedekah normal, yang saya kutip dari
pengusahamuslim.com :
Pertama, sedekah secara rahasia
Merahasiakan sedekah akan lebih mendekati ikhlas. Karena itulah
nilainya lebih besar dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah
berfirman,
إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِىَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتؤْتُوهَا الفُقَرَاءِ فَهُوَ خَيرٌ لَّكُمْ
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.
Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.." (QS. Al-Baqarah: 271).
Kedua, sedekah ketika masih sehat, kuat, dan punya harapan hidup lebih lama
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Sedekah seperti apakah yang paling besar pahalanya?' beliau menjawab:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى
الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ
الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ
لِفُلاَنٍ
"Engkau bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus dengan dunia,
takut miskim, dan bercita-cita jadi orang kaya. Jangan tunda sedekah
sampai ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu mengatakan: 'Untuk si A
sekian, si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (melalui
warisan).' (HR. Bukhari & Muslim)
Pada saat sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh harta, dan
cinta harta dan kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan
membutuhkan perjuangan yang lebih besar untuk melawan nafsunya,
dibandingkan sedekah yang dilakukan oleh orang yang tidak lagi punya
harapan banyak dengan kehidupan dunia karena sudah tua.
Ketiga, sedekah yang diberikan setelah menunaikan kewajiban nafkah keluarga
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
"Sebaik-baik sedekah adalah harta sisa selain jatah nafkah keluarga. Mulailah dari orang yang wajib kamu nafkahi." (HR. Bukhari & Muslim)
Sedekah ini bernilai lebih baik, karena dilakukan tanpa
menelantarkan kewajibannya. Mengingat kaidah baku dalam syariat, amal
wajib lebih didahulukan dari pada amal sunah.
Keempat, sedekah pada saat krisis
Orang yang memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah,
menunjukkan keseriusan dia dalam beramal, disamping sikap istiqamah
yang dia lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya, 'Bagaimana bila demikian'
كان لرجل درهمان تصدق بأحدهما، وانطلق رجل إلى عرض ماله، فأخذ منه مائة ألف درهم فتصدق بها
"Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia sedekahkan satu
dirham. Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta, kemudian
dia mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah." (HR. Nasai dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Kelima, nafkah untuk keluarga
Barangkali banyak kepala keluarga yang belum terbayang, ternyata
nafkah yang kita berikan kepada kelurga sejatinya bisa bernilai pahala.
Dengan syarat, dilakukan dalam rangka mengharap pahala Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرجل إذا أنفق النفقة على أهله يحتسبها كانت له صدقة
"Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya dengan mengharap pahala dr Allah maka itu bernilai sedekah." (HR. Bukhari & Muslim)
Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada Allah,
nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin.
Karena nafkah keluarga hukumnya wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أربعة دنانير: دينار أعطيته مسكيناً، ودينار أعطيته في
رقبةٍ، ودينار أنفقته في سبيل الله، ودينار أنفقته على أهلك، أفضلها
الدينار الذي أنفقته على أهلك
Ada 4 dinar: satu dinar kau berikan ke orang miskin, satu dinar kau
sumbangkan untuk pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi
sabililllah, dan satu dinar yang kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang
paling utama adalah satu dinar yang kau nafkahkan untuk keluarga. (HR.
Muslim)
Keenam, sedekah kepada kerabat
Sedekah ini lebih utama karena nilainya ganda: sedekah sekaligus mempererat silatur rahim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصدقة على المسكين صدقة، وهي على ذي الرحم اثنتان صدقة وصلة
Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah. Sedekah kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim. (HR. Ahmad, Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).