Kayu Bertuah
(kayu berenergi supranatural alami ) adalah jenis kayu yang mempunyai nilai pesan tersendiri dengan manfaat pengobatan medis non medis, media supranatural, energi alami metafisis, beraura alami, sejarah, kelangkaan dan sejenisnya. Di jawa sendiri sudut pandang kedjawen, kayu bertuah dikenal dengan dengan kayu kawas mempunyai arti dalam suku jawa sebagai kayu yang mempunyai kekuatan metafisika layaknya benda pusaka maupun piranti mistik seperti rajah, wifiq dan sejenisnya.
Di jaman modern jenis kayu bertuah diselidiki Dr. Untoro bersama tim
dari Universitas Gajah Mada Yogjakarta menggunakan alat bernama
Choronometer yang mengukur gelombang netrogenium yaitu pancaran
gelombang energi metafisis yang tak tampak mata dohir dan gelombang ini
ditemukan pada jenis-jenis kayu tertentu seperti
setigi,dewadaru,kalimasada,nagasari dan lainya.Penyelidikan foto aura
(fotografer aura/bias aura) juga terdapat aura tertentu seperti aura
merah,biru,ungu pada jenis kayu bertuah yang tak terdapat pada kayu
biasa pada umumnya. Sumber googling dan infometafisika.com
Kelebihan kayu bertuah mempunyai pancaran energi supranatural secara
alami yang memang bawaan alam dari semenjak berdiri kokoh dalam bentuk
pohon. Layaknya benda pusaka, kayu jenis ini mempunyai manfaat seperti
wibawa, pengasih, penglaris dan sejenisnya bagi pemaham dan ahlinya
mengukur kelas dan aura atau kawas benda bertuah. Dalam sudut pandang
alternative herbal kuno jenis kayu-kayu ini juga mempunyai manfaat
pengobatan seperti setigi sebagi kayu penyedot bisa, dewadaru sebagai
kayu penawar racun, secang sebagai obat dari rendamanya untuk herbal
penyembuh malaria dll. Warisan pengobatan orang tua dulu yang
memanfaatkan bagian-bagian dari daun, akar, batang, pellet, blendhok, galih
bahkan hama kayu yang dari insting indra sepuh orang jaman kuno diyakini
mempunyai kelebihan baik khasiat pengobaan maupun lainnya.
Dunia tosan aji sudah mengenal jenis kayu bertuah ini sejak jaman
kerajaan,dengan bukti pusaka kuno yang mempunyai warangka, gagang
tombak, dari kayu cendana, setigi, dewadaru, kalimasada, nagasari dan
sejenisnya sebagi warangka yang memperkuat, menyeimbangkan energi tosan
aji. Sejak jaman wali songo jenis kayu bertuah juga sudah sangat terkenal
selain sebagi warangka pusaka juga sebagi piandel, adapun sejarah Sunan
Gunung Muria yang memberikan tongkat kayu dewadaru kepada putranya Syech
Amir Hasan yang dibawa ke karimun jawa, dan cerita Sunan Kali Jogo
menggunakan jenis kayu setigi dan sono keling sebagai tongkat yang
sering dibawa dalam perjalanan (sumber buku kisah wali songo).
Kayu Bertuah sampai sekarang masih banyak diminati sebagai piranti tasbih, aksesoris, tongkat, warangka tosan aji dll, sebagai koleksi nilai kelangkaan,antik,histori maupun ngalaf manfaatnya seperti tasbih yang digunakan untuk wirid ijazah.Keistimewaan kayu bertuah adalah dapat menyimpan energi wirid, mantra dan sejenisnya atau dengan bacaan aurad tertentu bisa memeperbesar mempertajam energi alami yang terkandung. Pakar isim atau asma ruwatan dan sejenisnya mengatakan bahwa dari sifat dasarnya yang mempunyai kawas alami lebih mudah, awet, dan dapat menampung banyak energi isian aurad, isim, asmak, isi khaddam dibanding benda atau kayu biasa.
Pakar supranatural metafisika mengatakan, tempat tumbuh pohon kayu
bertuah juga mempengaruhi sifat atau kualitas energinya,seperti nagasari
di area makam wali atau sesepuh lebih mempunyai energi besar dibanding
yang tumbuh di lahan biasa.Begitupun kayu setigi yang pohonnya hidup di
alam bebas terutama di pulau tengah samudra lebih mempunyai kualitas
sebagai media mistik dibanding kayu yang hidup karena bibit misal pohon
bonsai setigi.Umur atau usia pohon juga mempunyai nilai lebih semakin
sepuh atau tua kayu tersebut maka akan semakin kuat energinya.Selain itu
kayu yang mati ngurak tertimbun tanah alami akan lebih bermanfaat
sebagai media mistik metafisis atau media pengobatan.Adapun kayu yang
tumbuh di area makam sesepuh atau wali juga mempunyai nilai keistimewaan
tersendiri.
Nb. Jika ada perbedaan pendapat mohon maaf keterangan di atas
adalah berbagai info dari beberapa sumber,orang tua,pakar
kedjawen,metafisika,dan cerita rakyat atau legenda dan kang mif pelajari
semampu saja dengan pengetahuan sangat terbatas.
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Demi Kemajuan Kita Bersama