KHODAM atau PEREWANGAN
KHODAM JIN
Karena
terobsesi kelebihan nabi Sulaiman as, berupa mukjizat dari Allah yang
membuat beliau mampu memerintah bangsa jin untuk bekerja sesuai
keinginannya. Sebagaimana firman Allah, “Dan [Kami tundukkan pula kepada
Sulaiman ] segolongan setan-setan yang menyelam [ke dalam laut]
untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu, dan Kami yang memelihara mereka”. Al Anbiya’[21] 82
Hingga
banyak manusia ingin memiliki kemampuan seperti Sulaiman as tersebut,
yaitu menjadikan para jin sebagai khodamnya atau perewangan atau
pesuruhnya. Hingga maqom [kedudukan] seseorang sering ditentukan oleh
kemampuannya dalam hal tersebut. Seseorang semakin “KERAMAT” dan
dianggap sebagai “WALI” bila memiliki banyak pasukan jin, yang mampu
membantunya untuk mewujudkan keinginan hawa nafsunya, seperti : pamer
kekuatan, pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, berjalan
di udara atau di atas air atau di atas daun, kekebalan, kekuatan
ajaib,terawangan, pagar ghaib dsb.
Untuk
hal tersebut, para pemburu khodam jin mencarinya di negara-negara Timur
Tengah, bahkan sampai daratan Afrika. Keyakinan mereka, jin dari
kawasan tersebut lebih hebat kemampuannya dibanding jin-jin lokal. Kisah
jin lampu Aladin betul-betul merasuk dalam jiwa ummat ini.
Ada
perbedaan mendasar antara nabi Sulaiman as dengan mukjizatnya, dan
manusia biasa yang mengaku memiliki khodam Jin.yaitu: sang nabi memerintah
para jin, dimana para jin harus taat dan patuh padanya tanpa syarat,
sedang para jin mau membantu keinginan orang-orang tersebut dengan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, bila syaratnya tidak
dipenuhi atau ada yang kurang, maka bantuan tidak diberikan. Artinya,
orang tersebut harus memohon, merendahkan diri dan menghiba pada para
jin tersebut. Lantas, siapa yang pantas disebut sebagai tuannya…?.
Bila
“ jin muslim” menurut pengakuannya, maka syaratnya adalah: orang
tersebut harus melakukan wirid-wirid ilegal/bid’ah [tidak ada tuntunan
dari Rasulullah] seperti, baca al Fatehah 113 kali, ucapkan lafadz ALLAH
70 ribu kali, baca surat Al ikhlas 1 juta kali tiap hari, tidak boleh
kurang atau ditambahi. Juga puasa yang menyimpang, seperti , puasa
mutih, ngebleng [biasanya 3 hari 3 malam berada dalam ruang gelap tak
bercahaya sedikitpun, tidak boleh tidur, lalu didatangi sosok
misterius]. ngrowot, patigeni puasa tidak boleh sahur, puasa 2 tahun
berturut-turut dsb. Atau dengan menulis ayat-ayat al Qur’an tetapi
dibalik [ayat sungsang], atau dipotong-potong perhuruf atau perkata lalu
diletakkan dalam kotak terpisah, ditambahkan huruf-huruf, angka-angka,
lambang-lambang misteri.
Bila
“jin kafir” maka maharnya adalah kemaksiatan yang mengerikan, seperti:
menyembelih binatang tanpa membaca bismillah, menginjak al Qur’an,
menulis ayat al Qur’an dengan darah atau sesuatu yang najis, menggauli
ibu atau anak kandung sendiri,
KHODAM MALAIKAT
Bahkan
yang lebih mengherankan, ada orang-orang “ANEH/SAKTI” mengaku mampu
memiliki khodam dari bangsa Malaikat. Muncullah nama-nama asing seperti:
sayyid Ruufail, Kasfiyaail, Jibrail, Samsamail, Sorfiyail, ‘an-yail,
dll, adalah di antara nama malaikat yang bisa dijadikan khodam menurut
keyakinan mereka. Kitab panduan mereka antara lain: Manba’u
Ushulul-Hikmah [syarah Al Barhatiyah dan Al Jaljalutiyah Al Kubro], juga
kitab Syamsul Ma’arif al Kubro. Karya: Al Imam Ahmad Ali Al Buny.
Benarkah
ini semua…? Mungkinkah mukjizat bisa dipelajari dan ditiru…? Mungkinkah
ada malaikat yang “nganggur” hingga rela jadi khodam [pembantu]
manusia…?
Malaikat
adalah mahluq yang mulia “…tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang
DIA perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan [ALLAH]”. [At Tahrim: 6].
Mukjizat
nabi Sulaiman as yang mampu memerintah makhluq Allah seperti angin,
bangsa jin dsb, ternyata tidak diberi kekuasaan untuk memerintah bangsa
Malaikat. Bahkan Rasulullah saw penghulu para nabipun tidak punya
wewenang atau kemampuan untuk memerintah malaikat apalagi menjadikan
malaikat sebagai khodam atau perewangan alias pembantunya.
Sementara
ada manusia biasa, bukan nabi bukan rasul, mengaku memiliki khodam
malaikat, dengan cara mengamalkan wirid-wirid tertentu untuk memamnggil
para malaikat dan menundukkannya…Apa orang-orang macam ini lebih mulia
dari para nabi dan rasul…? Hingga mereka memiliki kelebihan melebihi
nabi dan rasul…?. Mungkinkah...?
Ini adalah pengakuan yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Pengakuan palsu dan lucu…
Lantas siapakah yang hadir menemui orang-orang tersebut, yang mengaku sebagai malaikat itu…?
Al
Qur’an mengungkap rahasianya, “Dan [ingatlah] pada hari [ketika] Allah
mengumpulkan mereka semuanya, kemudian DIA berfirman kepada para
malaikat, Apakah kepadamu mereka telah menyembah…?”. Para malaikat itu
menjawab, Maha Suci Engkau, Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka.
Bahkan mereka telah menyembah JIN, kebanyakan mereka percaya kepada jin
itu”. Saba’: 40-41
Bila tujuannya untuk kebaikan, boleh aja…benarkah,,,?
Memang
ada perdebatan tentang ini, namun sebagai seorang yang bertaqwa dan
ingin menjaga hati dan kebersihan aqidah, kita semestinya membebaskan
diri dari berteman dengan makhluq Allah yang satu ini. Mereka ada yang
baik, namun yang jahat dan penipu tidaklah sedikit.
Kaidah Usul Fiqih memberikan patokan: Dar-ul mafaasid muqadamun ‘ala jalbil-mashaalih , artinya: menghindarkan diri dari keburukan dikedepankan daripada mengambil suatu manfaat.
Contoh:
minuman keras ada manfaatnya, namun bahayanya banyak, maka tidak boleh
mengkonsumsinya dengan alasan karena ada manfaatnya, menghindari bahaya
lebih diutamakan.
Renungkan firman Allah dalam surat Al Jin : 6.
6.
dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan[1523] kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin
itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
[1523]
Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang sunyi,
Maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap Kuasa di
tempat itu.
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Demi Kemajuan Kita Bersama