Individu yang mengalami kecanduan cinta pada umumnya menunjukana tanda-tanda seperti yang telah saya kutip dari viluvasa.blogspot.com sebagai berikut :
1. Adanya pikiran obsesif,
misalnya terus-menerus curiga akan kesetiaan pasangan, terus-menerus
takut ditinggalkan pasangan sehingga selalu ikut ke mana pun sang
kekasih/pasangan.
2. Selalu menuntut perhatian dari wakru ke waktu, tanpa ada toleransi dan pengertian.
3. Manipulatif, berbuat sesuatu
agar pasangan mengikuti kehendaknya/memenuhi kebutuhannya, misalnya
mengancam akan memutuskan hubungan jika mementingkan hobinya.
4. Selalu bergantung pada
pasangan dalam segala hal, apapun juga, mulai dari meminta pendapat,
mengambil keputusan sampai sampai dengan memilih warna pakaian.
5. Menuntut waktu, perhatian,
pengabdian dan pelayanan total sang kekasih/pasangan. Jadi, pasangan
tidak bisa menekuni hobi-nya, jalan-jalan dengan teman-teman
kelompok-nya, atau bahkan memberikan sebagian waktunya untuk orang
tua/keluarga.
6. Menggunakan sex sebagai alat untuk mengendalikan pasanagan.
7. Menganggap sex adalah cinta dan sarana untuk mengekspresikan cinta.
8. Tidak bisa memutuskan hubungan, mesti merasa amat tertekan karea “berharap” padda janji-janji surga pasangan.
9. Kehilangan salah satu hal penting dalam hidup, misalnya pekerjaan/keluarga inti demi mempertahankan hubungan.
Jadi, tidak ada istilah “puas”
dalam setiap hubungan yang terjalin antaraorang yang kecanduan cinta
dengan pasangannya. Ibarat seperti mengisi gelas bocor yang tidak pernah
bisa penuh jika diisi, karena begitu airnya dituang lantas langsung
keluar lagi dan airnya tidak pernah luber. Demikian juga dengan orang
yang kecanduan cinta, mereka tidak pernah mampu membagikan cinta secara
tulus pada orang lain karena selalu merasa kehausan cinta. Oleh sebab
itu, banyak diantara mereka yng sering berganti pasangan karena merasa
harapan mereka tidaak dapat Dipenuhi sang kekasih. Padahal, meski
puluhan kali mereka berganti pasangan, individu ang kecanduan cinta akan
sulit membangun hubungan yang stabil dan abadi. Sayangnya, banyak dari
mereka yang tidak sadar, bahwa sumber masalah justru ada pada diri
sendiri. Mereka lebih sering menyalahkan mantan-mantan
kekasihnya/pasangannya.
Akibat jangka menengah dan
jangka panjang adalah individu yang bersangkutan akan berada dalam
kondisi emosi labil dan menjadi terlalu sensitif. Individu tersebut
mudah curiga pada teman, sahabat, kegiatan, pekerjaan, bahkan keluarga
pasangannya. Selain itu ia menjadi mudah marah, cepat tersinggung dan
bagi sebagian orang bahkan ada yang bertindak agresif dan kasar demi
mengendalikan keinginan dan kehidupan pasangannya. Pasangannya tidak
diijinkan untuk punya agendda tersendiri, pokoknya harus mengikuti
keinginannya dan 100% memperhatikannya. Individu tersebut juga mudah
merasa lemah, lelah dan lemas. Pasalnnya, seluruh energinya sudah
dipergunakan untuk mengantisipasi ketakutan yang tidak beralasan dan
melakukan tindakan untuk menjaga pertahanannya. Nah, kehidupan demikian
membuat dirinya menjadi manusia tidak produktif. Sehari-hari yang
dipikirkan dan diusahakan hanyalah bagaimana supaya “miliknya terjaga”.
0 Comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Demi Kemajuan Kita Bersama